SUARARAKYAT.info||Semarang– Di balik kesejukan udara pegunungan Ungaran Timur, terdapat sebuah desa yang menyimpan banyak potensi dan pesona alam: Desa Kalongan. Berada pada ketinggian sekitar 339 meter di atas permukaan laut, desa ini menawarkan lanskap yang indah dengan udara sejuk, lingkungan asri, dan kekayaan sumber daya alam yang mendukung kehidupan masyarakat. Letaknya yang strategis menjadikan Kalongan sebagai kawasan yang potensial, terutama dalam bidang pertanian dan pengelolaan sumber daya lingkungan.Senin (29/9/2025)
Secara administratif, Desa Kalongan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Dengan luas mencapai 868,3 hektare, Kalongan terbagi ke dalam 12 dusun, 17 RW, dan 86 RT. Struktur sosial yang rapi serta kehidupan masyarakat yang harmonis menjadi ciri khas desa ini. Batas wilayahnya juga cukup strategis: di utara berbatasan dengan Desa Mluweh dan Kelurahan Susukan, di selatan dengan Kecamatan Bergas, di timur dengan Desa Kaweingan, serta di barat berbatasan dengan Kelurahan Kalirejo dan Desa Leyangan.
Potensi alam dan keindahan Kalongan bukan hanya menjadi daya tarik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaganya tetap lestari. Hal inilah yang mendorong Universitas Terbuka (UT) Semarang untuk menggelar kegiatan reboisasi di Desa Kalongan pada Minggu, 28 September 2025. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur UT Semarang, Drs. Moh Muzammil, MM, bersama Kepala Dusun Kalongan, Dewi Anjar Sari, SM. Kehadiran keduanya menjadi simbol penting kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah desa dalam membangun kesadaran lingkungan.
Kegiatan reboisasi ini tidak hanya sebatas penanaman pohon, melainkan juga menjadi momentum kebersamaan antara warga desa, mahasiswa, dan pemerintah. Mereka bergotong-royong menanam harapan baru untuk kelestarian alam Kalongan. Dalam sambutannya, Direktur UT Semarang, Drs. Moh Muzammil, MM, menegaskan bahwa kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat bukan hanya untuk membangun dunia akademik, tetapi juga sebagai pemicu kepedulian terhadap isu-isu lingkungan. Pandangan ini diamini oleh Kepala Dusun Kalongan, Dewi Anjar Sari, SM, yang menekankan pentingnya sinergi antara lembaga pendidikan dan masyarakat desa demi terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.
Sebagai bentuk nyata kepedulian, UT Semarang membawa ratusan bibit pohon untuk ditanam bersama warga. Di antaranya 70 batang pohon duwet, 50 batang trembesi, 50 batang trengguli, serta 250 batang bibit tanaman jengkol. Tanaman-tanaman tersebut diharapkan mampu menjadi peneduh, penyerap air, sekaligus penopang ekosistem di wilayah perbukitan Kalongan.
Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat setempat. Semangat gotong-royong tampak dari antusiasme warga yang hadir, baik tua maupun muda, untuk ikut serta menanam pohon. Kehadiran mahasiswa UT Semarang semakin menambah semarak suasana, menunjukkan bahwa generasi muda juga memiliki peran penting dalam menjaga bumi untuk masa depan.
Dengan posisi geografis yang strategis, lingkungan yang sejuk, serta masyarakat yang peduli pada kelestarian alam, Desa Kalongan bukan sekadar titik kecil di peta Jawa Tengah. Desa ini adalah wajah asri Ungaran Timur yang terus berbenah, berusaha menyeimbangkan potensi pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Aksi reboisasi bersama UT Semarang menjadi bukti bahwa kepedulian pada bumi bisa tumbuh di mana saja, ketika pendidikan dan masyarakat berjalan beriringan menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.
(Sukindar)