Suararakyat.info.Pontianak, Kalimantan Barat-Upaya pemerintah Indonesia dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional kembali menunjukkan hasil nyata. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, secara resmi melepas ekspor perdana jagung ke Malaysia, langsung dari Kalimantan Barat pada hari ini. Kegiatan ini menjadi penanda penting dalam langkah besar Indonesia untuk menjadi salah satu lumbung pangan dunia.
Acara pelepasan ekspor dilakukan usai kegiatan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II Tahun 2025 yang dilaksanakan di berbagai sentra produksi jagung. Panen raya ini menjadi bukti konkret dari peningkatan produksi jagung nasional yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari Kalimantan Barat, sebanyak 1.200 ton jagung secara simbolis dikirimkan ke Malaysia, sebagai bagian dari total ekspor tahap awal sebanyak 50.000 ton.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para petani, penyuluh, pemerintah daerah, serta seluruh elemen yang telah bersinergi dalam meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya komoditas jagung. “Hari ini kita tidak hanya panen hasil kerja keras petani, tetapi juga menuai kepercayaan dunia terhadap kualitas pangan Indonesia,” ujar Presiden di hadapan para petani dan undangan yang hadir.(7/6/2025)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa ekspor ini membuka peluang besar bagi petani Indonesia. Menurutnya, permintaan jagung dari Malaysia sangat tinggi, bahkan mencapai 240.000 ton per tahun. Ini menjadi potensi pasar yang luar biasa, sekaligus bukti bahwa produk pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
“Permintaan dari Malaysia adalah peluang emas. Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang kehidupan para petani yang makin sejahtera. Dengan produktivitas yang terus meningkat dan dukungan kebijakan yang tepat, kita optimis bahwa ekspor ini akan terus berkembang,” kata Amran.
Tak hanya jagung, Menteri Pertanian juga menyoroti potensi besar dari komoditas lain seperti kelapa dan beras untuk pasar ekspor. Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai negara agraris, kini tengah memantapkan diri untuk memainkan peran strategis dalam rantai pasok pangan global.
“Kita tidak boleh puas hanya dengan swasembada. Target kita adalah menjadi pemain utama dalam perdagangan pangan dunia. Dan kita sedang menuju ke arah itu,” tegasnya.
Ekspor perdana ini juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam membuka akses pasar luar negeri bagi petani lokal, memperkuat posisi tawar, dan mendorong nilai tambah di sektor pertanian. Dukungan infrastruktur, teknologi pertanian modern, hingga perbaikan sistem distribusi menjadi bagian integral dari upaya menjadikan Indonesia sebagai eksportir utama pangan berkualitas.
Pemerintah menargetkan peningkatan volume ekspor jagung hingga mencapai 500.000 ton dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan perluasan lahan tanam dan perbaikan sistem irigasi. Di saat bersamaan, penguatan kelembagaan petani melalui koperasi dan kelompok tani juga menjadi fokus kebijakan untuk memastikan keberlanjutan produksi dan kesejahteraan petani.
Kegiatan pelepasan ekspor ini disambut antusias oleh para petani Kalimantan Barat. Mereka mengaku bangga hasil panen mereka kini bisa menembus pasar internasional. “Dulu kami hanya menjual ke pasar lokal. Sekarang jagung kami bisa sampai ke Malaysia. Ini luar biasa,” ujar Suradi, salah satu petani jagung dari Kabupaten Kubu Raya.
Dengan pelepasan ekspor perdana ini, Indonesia menegaskan langkah strategisnya dalam menjawab tantangan global sekaligus memperkuat kemandirian pangan nasional. Di tengah dinamika geopolitik dan krisis pangan dunia, langkah konkret seperti ini menjadi bukti bahwa sektor pertanian Indonesia tidak hanya tumbuh, tapi juga mampu menjadi penopang utama kekuatan ekonomi nasional.
(*)
