banner 728x90

Tradisi Lezat Idul Adha: Sate Kambing dan Sapi, Cita Rasa dari Dapur Keluarga

  • Bagikan

Suararakyat.info.Sukabumi– Idul Adha bukan sekadar perayaan kurban dan ibadah, melainkan juga momen kebersamaan yang hangat di tengah keluarga, terutama lewat sajian khas yang hanya muncul setahun sekali: sate daging kurban. Di berbagai penjuru Indonesia, aroma bakaran sate kambing dan sapi menyeruak dari halaman rumah hingga pinggir jalan, menyatu dengan suasana syukur dan gotong royong.

Di tengah euforia membagikan daging kurban, banyak keluarga memanfaatkan momen ini untuk mengolah sendiri sate khas Idul Adha. Meski terlihat sederhana, menyulap potongan daging mentah menjadi tusukan sate lezat butuh keterampilan, resep yang tepat, serta kesabaran dalam meracik bumbu.

“Kalau pakai resep yang pas, dagingnya empuk, dan bumbunya meresap, makan sate bisa jadi pengalaman yang luar biasa,” kata Ibu Rina (43), warga cicurug yang setiap tahun rutin mengolah daging kurban menjadi sate untuk keluarganya dan tetangga sekitar.(5/6/2025)

Rahasia di Balik Lezatnya Sate

Kunci utama dari sate kambing dan sapi yang menggugah selera adalah pada bumbunya. Daging yang empuk saja belum cukup tanpa racikan rempah yang seimbang. Berikut adalah beberapa resep andalan yang kini banyak dibagikan di media sosial maupun blog keluarga, terutama saat Idul Adha tiba.

1. Sate Kambing Bumbu Kecap

Resep klasik ini mengandalkan perpaduan antara bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, dan garam sebagai bumbu halus. Daging kambing yang telah dipotong dilumuri dengan campuran bumbu tersebut, ditambah kecap manis dan minyak sayur, lalu didiamkan selama 30 hingga 60 menit agar meresap.

Proses pembakaran dilakukan di atas bara arang, dengan sesekali diolesi sisa bumbu. Setelah matang, sate disajikan dengan siraman kecap, irisan bawang merah, dan sambal cabai rawit. Sate ini cocok dinikmati dengan nasi putih hangat.

2. Sate Sapi Bumbu Kacang Krimi

Daging sapi has dalam menjadi pilihan utama dalam resep ini. Keunikan sate ini terletak pada penggunaan selai kacang sebagai bahan olesan. Bumbu halusnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, jintan, dan gula merah.

Setelah dilumuri dan didiamkan selama dua jam dalam lemari es, daging siap dibakar. Sajian akhir dilengkapi dengan bumbu kacang pedas yang telah dimasak sebelumnya, menghasilkan rasa gurih manis yang khas.

3. Sate Kambing Bumbu Kacang Segar

Untuk penikmat rasa segar dan pedas, sate kambing bumbu kacang dengan cabai rawit dan air jeruk limau adalah pilihan tepat. Daging dibakar setelah diolesi campuran kecap, merica, dan bumbu segar. Siraman terakhir dari campuran irisan bawang merah, cabai, dan air limau memberikan aroma dan rasa khas yang menyegarkan.

4. Sate Sapi Bumbu Kacang Tradisional

Dengan bahan utama kacang tanah yang digoreng dan dihaluskan, bumbu sate ini dimasak bersama bawang, cabai, kecap manis, daun jeruk, dan sedikit air. Setelah matang, sate yang sudah dibakar disajikan bersama siraman bumbu kacang kental dan pelengkap seperti irisan tomat serta jeruk limau.

Bumbu Oles Spesial untuk Proses Pembakaran

Agar daging tidak mudah kering saat dibakar, banyak keluarga menyiapkan bumbu oles khusus. Campuran bawang, jahe, nanas parut, daun jeruk, dan bumbu kacang siap pakai dimasak hingga mendidih. Bumbu ini digunakan untuk mencelup sate sebelum dan saat dibakar, menghasilkan lapisan rasa yang pekat dan menggoda.

Tusuk Sate: Kecil tapi Penting

Di balik kelezatan sate, ada satu elemen yang sering dilupakan: tusuknya. Banyak keluarga kini memilih membuat tusuk sate sendiri dari bambu, terutama yang ingin menjual sate secara mandiri saat Idul Adha. Bambu yang digunakan harus tidak terlalu tua atau muda agar kuat namun tidak mudah patah. Meski sederhana, tusuk sate yang baik turut menentukan kematangan dan kepraktisan dalam membakar.

Sate: Lebih dari Sekadar Hidangan

Sate bukan hanya makanan, melainkan simbol. Ia adalah simbol kebersamaan saat Idul Adha, ketika keluarga, tetangga, dan anak-anak berkumpul, tertawa, dan menyantap hasil kurban bersama-sama.

“Waktu bakar sate bareng itu yang paling seru. Kita semua kerja sama: ada yang nyiapin bumbu, ada yang tusukin, ada yang kipas-kipas di dekat bara api,” ujar Fikri, remaja 17 tahun yang hobi masak sate

Bagi sebagian orang, tradisi ini bahkan menjadi peluang usaha musiman, dari jualan tusuk sate, menjual bumbu kacang siap pakai, hingga menjajakan sate dadakan di pinggir jalan.

Membangun Rasa, Membangun Tradisi

Lewat seporsi sate, Idul Adha dirayakan dengan cara yang khas: penuh makna dan rasa. Di atas bara api dan asap, kita menyatukan kehangatan keluarga, nilai gotong royong, dan cita rasa lokal yang tak tergantikan.

Tahun ini, dengan berbagai variasi resep yang beredar luas dan mudah diakses, siapa pun bisa menjadi juru masak dadakan di rumah sendiri. Dan pada akhirnya, apa pun pilihan resepnya, sate selalu menjadi kenangan yang tak lekang oleh waktu seperti semangat kurban itu sendiri.

 

(Red)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *