Suararakyat.info.Bogor– Anggota Komisi VI DPR RI, Tommy Kurniawan, meninjau program ketahanan pangan yang dilaksanakan sejak 2022 di Kampung Warungborong, Desa Bojongrangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Jumat, 10 Januari 2025. Peninjauan ini sesuai dengan bidang tugasnya, yakni Perindustrian, UMKM, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, dan Sarana Publikasi.
Tommy Kurniawan, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode: 2019–2024 dan 2024–2029. Ia terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V, Kabupaten Bogor.
Tujuan Peninjauan
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan program ketahanan pangan yang digulirkan pemerintah berjalan dengan baik dan sesuai target. Selain itu, Tommy mengumpulkan aspirasi dari Kelompok Masyarakat (Pokmas) pengelola program, yang nantinya akan dibawa ke rapat-rapat Komisi VI DPR RI untuk perbaikan dan pengembangan.
Sejarah Program Ketahanan Pangan di Bojongrangkas
Maman, tokoh sekaligus perintis Pokmas di Desa Bojongrangkas, mengungkapkan bahwa program ketahanan pangan ini bermula dari inisiatif warga. Sebelum adanya pendanaan dari pemerintah melalui Dana Desa (DD), ia bersama pengurus RT dan RW memulai gerakan bersih lingkungan, terutama membersihkan aliran sungai dari sampah.
“Setelah sungai bersih, kami bermusyawarah untuk memanfaatkan aliran sungai tersebut sebagai lahan perikanan air deras. Sungai ini kemudian kami desain dengan membuat sekat-sekat untuk budidaya ikan nila dan lele,” jelas Maman.
Untuk merealisasikan ide tersebut, mereka mengumpulkan dana secara gotong royong (rereongan), hingga terkumpul Rp57 juta. Dengan dana itu, mereka membuat sekat-sekat di sungai dan mulai menanam bibit ikan nila dan lele. Usaha ini membuahkan hasil, dengan panen rutin setiap beberapa bulan.
Dukungan Dana Desa
Seiring berjalannya waktu, Pokmas Bojongrangkas mengajukan program ketahanan pangan dari pemerintah. Mereka menerima bantuan sebesar Rp67 juta yang dialokasikan untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan.
Pengelolaan Lahan Pertanian
Dana tersebut dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas seperti terong, cabai, kacang panjang, jahe, bayam, dan kangkung. “Kami mengelola lahan di tiga lokasi: lahan terong dan cabai seluas 5.000 meter, jahe 1.000 meter, serta kacang panjang 1.000 meter,” ujar Maman.
Lahan yang digunakan terdiri dari dua lahan milik warga yang dipinjam dengan izin, serta satu lahan yang disewa oleh kelompok. Dengan semangat gotong royong, program ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Sumber: Ade PPRI