Suararakyat.info.Jakarta-Dalam dunia yang tengah dilanda ketidakpastian global dan tantangan ekonomi domestik, suara dan peran perempuan dalam kepemimpinan nasional semakin bergema kuat. Debby Graciela Siagian, mahasiswi Fakultas Hukum UKI yang juga menjabat sebagai Dansatgas Atlet Klub Sepeda Rock Bike Indonesia KONI Pusat, tampil sebagai simbol kepemimpinan perempuan yang tangguh, kolaboratif, dan adaptif.(7/5/2025)
Menurut Jurnalis Senior Dr. Bernard BBBI Siagian, SH., M.A.Kp., Debby merupakan potret perempuan muda yang membawa nilai-nilai kepemimpinan modern ke dalam ranah kebangsaan. “Kepemimpinan perempuan adalah daya ungkit dan magnet penggerak roda pembangunan. Mereka hadir bukan untuk bersaing, tapi melengkapi dan memperkuat,” ujar Bernard.
Debby sendiri menyuarakan bahwa tantangan global seperti inflasi, gejolak kurs dolar, merosotnya IHSG, hingga PHK massal yang terjadi seperti kasus Sritex, bukan hanya ujian ekonomi, tetapi juga ujian kepemimpinan nasional. Ia mengajak semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan solusi dialogis antara pengusaha dan serikat pekerja sebelum mengambil jalan pintas pemutusan hubungan kerja.
“PHK seharusnya menjadi opsi terakhir. Kita harus mendahulukan evaluasi struktur pembiayaan, memperkuat jaringan usaha, dan diversifikasi pendapatan agar bisnis tetap hidup,” tegas Debby.
Dalam visinya, Debby menekankan pentingnya prinsip “evidence-based leadership” bahwa setiap keputusan strategis harus berpijak pada data faktual, namun tetap memelihara sisi humanis. Ia percaya bahwa kolaborasi yang kuat antar gender dan pemimpin lintas sektor merupakan kunci menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Tak hanya bergerak di tataran konseptual, Debby juga aktif memimpin gerakan sosial melalui komunitas atlet sepeda Rock Bike Indonesia, yang mendorong budaya kerja human-centered. Riset besar yang melibatkan lebih dari 100.000 responden menguatkan keyakinannya: nilai-nilai seperti empati, kolaborasi, komunikasi, dan transparansi yang selama ini dilekatkan pada karakter perempuan, semakin relevan dalam kepemimpinan modern.
Namun, Debby juga mengkritisi adanya bias gender yang masih kuat. “Perempuan sering dianggap emosional atau kurang tegas. Padahal, dalam 12 dari 17 parameter kepemimpinan, perempuan mencetak skor lebih tinggi dibanding laki-laki, terutama dalam hal hubungan, prinsip bisnis, dan konsistensi,” ujarnya.
Ia berharap, kepemimpinan perempuan bisa menjadi jangkar di tengah gelombang badai perubahan. Sebuah pilar yang mampu menjaga arah pembangunan nasional tetap kokoh dan inklusif, menuju cita-cita besar: Indonesia Emas 2045.
“Perjuangan perempuan adalah perjuangan rakyat Indonesia. Kepemimpinan perempuan harus menjadi agen perubahan, bukan hanya untuk kesetaraan gender, tapi demi terciptanya sistem yang lebih adil, merata, dan berkelanjutan,” tutup Debby penuh semangat.
(Dr.Bernard)
Beranda
Nasional
Debby Grace Siagian: Kepemimpinan Perempuan, Pilar Kolaboratif Menuju Indonesia Emas 2045
Debby Grace Siagian: Kepemimpinan Perempuan, Pilar Kolaboratif Menuju Indonesia Emas 2045




