banner 728x90

Pertanian di Indonesia Cetak Sejarah: Tumbuh 10,52% di Triwulan I 2025, Tertinggi dalam 15 Tahun Terakhir

  • Bagikan

Suararakyat.info.Jakarta– Sektor pertanian Indonesia kembali membuktikan ketangguhannya sebagai penopang utama perekonomian nasional. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,52% secara tahunan (year-on-year) pada triwulan I tahun 2025. Angka ini menjadi rekor tertinggi dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, sekaligus menandai momentum kebangkitan pertanian nasional di tengah dinamika global dan tantangan iklim yang tidak menentu.(9/6/2025)

Pertumbuhan yang mengesankan ini didorong oleh meningkatnya produksi komoditas utama seperti padi dan jagung, yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Selain itu, subsektor peternakan juga mencatat kontribusi signifikan, dengan lonjakan produksi daging dan hasil ternak lainnya yang berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan peternak dan stabilisasi harga pangan di pasar domestik.

Menteri Pertanian Amran sulaiman dalam pernyataannya menyebut bahwa capaian ini merupakan hasil dari kerja kolektif dan sinergi berbagai pihak, mulai dari petani, peternak, penyuluh, hingga pelaku usaha pertanian. “Kebijakan yang konsisten berpihak pada petani, seperti penyediaan pupuk bersubsidi yang tepat sasaran, pembukaan akses pembiayaan tani, hingga digitalisasi layanan pertanian, mulai menunjukkan dampak konkret di lapangan,” ujarnya

Lebih jauh, Kementerian Pertanian menilai pertumbuhan dua digit ini menjadi bukti bahwa sektor pertanian bukan sekadar penyangga, tetapi fondasi utama ketahanan ekonomi nasional. Dengan kontribusi lebih dari 12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, pertanian memainkan peran strategis dalam penyediaan pangan, penciptaan lapangan kerja, pengendalian inflasi bahan pangan, dan menjaga daya beli masyarakat.

Pakar ekonomi pertanian dari IPB University, Dr. Rika Santoso, menilai pertumbuhan sektor ini merupakan hasil dari investasi yang konsisten di hulu dan hilir pertanian. “Kita melihat efek dari pembangunan infrastruktur irigasi, peningkatan kapasitas penyuluh, serta adopsi teknologi pertanian presisi mulai dirasakan petani dan pelaku usaha tani,” ungkapnya.

Namun, meskipun capaian ini patut diapresiasi, para pemangku kepentingan mengingatkan bahwa tantangan di sektor pertanian masih cukup besar. Ancaman krisis iklim, alih fungsi lahan, dan ketergantungan pada impor komoditas tertentu harus terus diantisipasi. Oleh karena itu, penguatan kelembagaan petani, reformasi agraria yang berkeadilan, serta diversifikasi pertanian berbasis lokal dinilai sebagai langkah strategis berikutnya untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ini.

Di tengah geliat pertumbuhan yang membanggakan ini, Kementerian Pertanian kembali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung dan memperkuat sektor pertanian sebagai jantung ekonomi Indonesia. “Jika petani kuat, negara akan kuat. Pertanian bukan sektor tertinggal, tapi masa depan Indonesia,” pungkas amran sulaiman

 

(*)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *