banner 728x90

Program Asta Cita Bukan Hal Yang Sederhana Untuk Di Implementasikan

  • Bagikan

Suararakyat.info.Jakarta-Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) membuat arah kebijakan 2025 dalam rangka mendukung Asta Cita, 8 program hasil terbaik cepat, 17 program prioritas untuk menghadapi tantangan strategis bangsa Indonesia kedepan.Pendidikan tinggi harus berdampak pada pembangunan nasional.

Menurut Prof Sumaryoto intinya kebijakan ini, dengan menteri yang baru/Mendiktisaintek lebih ingin memposisikan betul-betul selaras/hubungan kemitraan yang positif antara pemerintah dengan dunia pendidikan tujuan pemerintah dalam rangka mencapai Indonesia emas.Namun demikian kebijakan itu tidak bisa instan dan tidak sesederhana dalam pikiran orang, karena tentu ini terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi/ IT yang begitu cepat namun di satu sisi Indonesia sebenarnya masyarakatnya belum siap, diibaratkan kereta api lokomotifnya baru tapi gerbongnya lama ini yang jadi masalah.

“Sebagus apapun lokomotif tidak diimbangi dengan kesiapan gerbong bisa-bisa ditengah jalan banyak yang lepas itulah Indonesia.Makanya menteri yang sekarang ingin menyelaraskan antara kecepatan lokomotif dengan gerbong supaya jalan lebih cepat tapi dengan memperhatikan kondisi aktual yang ada di Indonesia terutama terkait lembaga-lembaga pendidikan tinggi baik yang formal/non formal dan kesiapan masyarakat yang kini dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang tidak baik , tingginya angka pengangguran, banyaknya PHK dan alih fungsi dari yang manual ke mekanik/digital ini yang menjadi masalah,” ujar Prof Sumaryoto Rektor Unindra Kepada SUARARAKYAT.INFO, di Jakarta, Minggu (12/01/2025).

Dikatakan Prof Sumaryoto secara akumulatif kondisi Indonesia sekarang sedang menghadapi serba kondisi yang tidak menentu. Dengan demikian dalam rangka mencapai Indonesia emas menjadi lebih kompleks, dengan mengkondisikan dulu, mempersiapkan SDM yang bagaimana yang tentunya sesuai dengan kebutuhan . Sebagai contoh, kebijakan meningkatkan kesejahteraan dosen , tapi terkendala anggaran.

“Memang harus dilakukan langkah untuk mensejahterakan dosen supaya meningkat kualitasnya dalam pembelajaran, namun sampai sekarang hal-hal yang menjadi kebutuhan dasar ( basic need) para dosen baik negeri/swasta belum terpenuhi,”paparnya.

Diketahui ekonomi Indonesia saat ini sedang sakit meskipun tidak berani bilang sakit padahal sudah tidak sehat.Dengan Asta Cita ini bukan hal yang sederhana, membuatnya lebih mudah tapi melaksanakannya tidak sederhana.

“Bicara program prioritas memerlukan pertimbangan yang matang,”imbuhnya.

Lebih lanjut Prof Sumaryoto menyebut bicara keselarasan dengan meninjau beberapa peraturan menteri artinya peraturan menteri ini belum pas dengan kondisi sekarang.

“Seperti lokomotifnya sudah siap gerbongnya belum ada bagaimana bisa berjalan kalau dipaksakan bisa gagal.Makanya Menteri sekarang ini untuk meninjau kembali, evaluasi dan minta masukan yang tepat karena yang merasakan dan menggunakan masyarakat/user.Bagaimana yang menggunakan tidak tahu dan tidak sanggup bagaimana mau dipaksakan,”tegasnya.

Sambil menunggu kondisi untuk peninjauan kembali tambah Prof Sumaryoto harus di mapping masalah apa yang terjadi sebenarnya di masyarakat, apa maunya masyarakat dan apa kondisi objektif dimasyarakat yang terjadi di dunia pendidikan.

“Progam Asta Cita yang menyangkut pendidikan dan perguruan tinggi kami akan mengikuti apa-apa diarahkan /instruksikan pemerintah kita ikuti, kalau bisa kita lakukan kalau tidak bisa mencari solusi artinya wait and see saja,”tandasnya.

(S handoko)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *